Makalah Al-Qur'an dan Hadits
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan Hadits adalah sumber pokok ajaran Islam
yang memuat segala tatanan hidup guna meraih
kebahagiaan,kemuliaan,kesejahteraan hidup di dunia yang cuma sesaat dan di
akhirat yang haqiqi.
Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diturunkan
oleh Allah SWT.kepada Nabi Muhammad SAW yang terjaga keasliannya,isi
kandungannya selalu sesuai dengan perkembangan manusia sepanjang zaman.
Sedangkan Al-Hadits merupakan dasar ajaran agama dan
juga cerminan budi pekerti Rasulullah SAW yang luhur,yang mesti dijadikan
uswatun khasanah dalam kehidupan kita sebagai umatnya.Maka dari itu dalam
pembelajaran,Al-Qur’an Hadits di ajarkan dari tingkat dasar kepada anak-anak
disekolah.
Dengan Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits di tingkat
MA yang kami paparkan,hal ini bisa membantu siswa didik untuk lebih mengetahui
tentang materi ajar itu sendiri,dan perbuatan tingkah laku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas,maka kita dapat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengertian tentang Materi Al-Qur’an Hadits pada MA?
2. Bagaimana Penjelasan Materi Al-Qur’an
Hadits pada MA?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Materi Al-Qur’an Hadits pada MA.
2. Untuk Mengetahui Penjelasan Materi
Al-Qur’an Hadits pada MA.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penjelasan Materi
Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah
1.
Pengertian Al-Qur’an
a. Secara Etimologi
Al-Qur’an adalah bentuk masdar yang berasal dari
qoro’a yang memiliki makna sinonim dengan kata qiro’ah,yaitu bacaan.
b.
Secara Terminologi
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab,riwayatnya mutawatir.Oleh karena itu
terjamahan Al-Qur’an tidak disebut sebagai Al-Qur’an.[1]
2.
Pengertian Hadits
a.
Secara Etimologi
Hadits berarti baru,hadits juga dapat diartikan
“sesuatu yang dibicarakan dan dinukilkan.”
b.
Secara Terminologi
Hadits adalah segala yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW ,baik yang berupa perkatan,perbuatan,dan pengakuan/ketetapan
Rasulullah SAW,yang berposisi sebagai petunjuk dan tasyri’.[2]
3.
Pengertian Madrasah
a.
Secara Etimologi
Madrasah dilihat dari segi bahasa arab berasal dari
kata darasa yang artinya belajar, sedangkan madrasah itu sendiri berarti tempat
belajar.
b.
Secara Terminologi
Madrasah berarti lembaga pendidikan yang mempunyai
porsi lebih terhadap mata pelajaran agama islam.[3]
4.
Pengertian Aliyah
a.
Secara Etimologi
Aliyah
adalah atas/tinggi.
b.
Secara Terminologi
Aliyah adalah sebuah tingkatan yaitu tingkatan atas
dalam suatu pendidikan,Jadi yang dimaksud dengan Madrasah Aliyah adalah lembaga
pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat atas dan
menjadikan mata pelajaran agama islam sebagai mata pelajaran dasar.
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Tela’ah Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah
adalah penyelidikan mengenai beberapa materi tentang kesulitan-kesulitan yang
mungkin ada pada materi yang dikaji,dengan menjelaskan tentang bahan yang
disampaikan yaitu yang mengenai suatu kepercayaan atau keyakinan berupa
perbuatan dan perkataan pada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran tingkat menengah dan menjadikan mata pelajaran agama islam sebagai
mata pelajaran dasar.
5.
Devinisi
Al-Qur’an menurut beberapa Ulama’
Al-qur’an secara etimologi ( bahasa ) berasal dari
kata Qaraa-Yaqrau-Quranan yang artinya bacaan atau yang dibaca (bermakna isim
maf”ul) menurut ahli bahasa, Al-Lihyani (wafat 215H).kata Al-qur’an adalah isim
Masdar dengan arti isim Maf’ul (maqruun), yaitu yang dibaca.Karena di dunia ini
tidak ada bacaan,buku atau kitab seperti Al-qur’an yang senantiasa
dibaca,dimusabaqohkan (diperlombakan) dan dikaji oleh berjuta-juta manusia. Hal
tersebutjuga diperkuatoleh Prof. Chotibul Uman bahwa Al-qur’an adalah kitab
yang paling banyak dibaca orang diseluruh dunia baik dari umat islam sendiri
maupun non muslim.
Al-qur’an secara terminologi ( istilah ) terdapat
banyak definisi (ta’rif). Hal demikian karena diakibatkan oleh sudut pandang
dari disiplin ilmu yang berbeda dan juga panjang pendeknya yang dibuat. Semakin
banyak sifat-sifat Al-Qur’an yang diungkapkan dalam rumusan definisi, maka
semakin panjang pula rumusan definisi Al-Qur’an tersebut.
Mengenai kata Al-Qur’an dan maknanya, ada Ulama yang
berpendapat lain di antaranya :[4]
a.
Imam Syafi’i ( 105H-204H ) salah
satu dari madzhab yang mashur bahwa Al-Qur’an tidak merupakan musytaq (kata
bentukan ) dari apapun ia merupakan nama yang secara khusus diberikan oleh
Allah untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
b.
Imam Al-Farra’ (wafat 207H) kata
Al-Qur’an adalah musytaq 9kata bentukan dari kata “Qoraainu” yang merupakan
Isim jamak dari kata “Qoriinatun” yang berarti petunjuk atau indikator.
6.
MEMAHAMI
ISI POKOK AJARAN AL-QUR’AN
Isi kandungan Al-Qur’an dikembangkan
menjadi berbagai bidang yaitu meliputi:
a.
Aqidah
atau Keimanan
Aqidah adalah keyakinan, kepercayaan. Aqidah Islam
adalah suatu kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh oleh orang
islam.
b.
Ibadah dan Muamala
Manusia diciptakan Allah untk
mengabdi, berbakti dan beribadah kepada-Nya.
c.
Akhlaq
Nabi Muhammad SAW ditugaskan allah adalah untuk
membangun akhlak mulia. Meningkatkan derajat manusia daari lembah hina menjadi
mulia, dari kehidupan yang gelap menjadi cemerlang.
d.
Hukum
Al-Qur’an merupakan sumber pokok hukum Islam guna
mengatur tata kehidupan yang aman damai, sejahtera, bahagia, adil makmur,
selamat didunia dan akhirat. Al-Qur’an juga mengatur beberapa ketentuan
tentang hukum-hukum perkawinan, perceraian, waris, perjanjian, perdata, pidana
dan sebagainya.[5]
7.
Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an
1. Petunjuk bagi manusia
Allah
menurunkan Al-Qur’an dimaksudkan sebagai petunjuk bagi manusia.
2. Sumber pokok ajaran
Islam
Al-Qur’an
merupakan sumber hukum dan ajaran Islam.
3. Peringatan dan
Pelajaran bagi manusia
Dalam
Al-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para Nabi dan umat-umatnya
dahulu.baik umat yang taat melaksanakan ajaran dan perintah Allah seperti
umatnya Nabi Sulaiman dan mereka yang mengingkarinya atau menentang seruan
Allah dan Rasul-Nya seperti Umatnya Nabi Musa dengan Firaunnya.
B. MEMAHAMI
ISTILAH-ISTILAH HADITS
1.
Hadits
Secara lughawiyah kata hadits
berasal dari derivasi kata
Yang
mempunyai beberapa arti,diantaranya:
a. Baru,kebalikan
dari lama(qadim).
b. Dekat,belum lama
terjadi.
c.
Khabar,berita,riwayat.
Menurut Istilah segala perkataan,perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad saw.
2.
Kedudukan Hadits sebagai Sumber Hukum
Islam
Semua umat islam telah sepakat dengan bulat bahwa
hadis Rosul adalah sumber dan dasar hukum Islam setelah Al-Qur’an, dan umat
Islam diwajibkan mengikuti dan mengamalkan hadis sebagaimana diwajibkan
mengikuti dan mengamalkan Al-Qur’an.
Al-Qur’an dan Hadis merupakan dua sumber hukum pokok
syariat Islam yang tepat, dan orang islam tidak akan mungkin bisa memahami
syariat Islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada kedua sumber
Islam tersebut.
Kedudukan hadis sebagai sumber hukum islam dengan
mengambil beberapa dalil naqli maupun dalil aqli.[6]
1.
Dalil Al-Qur’an
Banyak kita
jumpai ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kewajiban mempercayai dan
menerima segala yang disampaikan oleh Rosul kepada umatnya untuk dijadikan
pedoman sehari-hari.
Disamping
itu juga, Allah SWTmemerintahkan orang islam agar percaya kepada Rosul SAW,juga
menyerukan agar mentaati dan melaksanakan segala bentuk perundang-undangan dan
peraturan yang dibawanya, baik berupa perintah maupun larangan. Tuntutan taat
dan patuh kepada Rosul SAW itu sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada Allah
SWT.
Dengan
demikian dapat diungkapkan bahwa kewajiban taat kepada Rosul Muhammad SAW dan
larangan mendurhakainya, merupan suatu kesepakatan yang tidak diperselisihkan
oleh umat Islam.
2.
Dalil Al-Hadits
Salah satu
pesan Nabi Muhammad SAW yang berkenaan dengan kewajiban menjadikan hadits
sebagai pedoman hidup, disamping Al-Qur’an sebagai pedoman umatnya. Dengan
demikian berpegang teguh kepada hadits / menjadikan hadits sebagai pegangan dan
pedoman hidup itu adalah wajib, sebagaimana wajibnya berpegang teguh kepada
Al-Qur’an.
3.
Kesepakan Ulama (Ijma’)
Seluruh Umat
Islam telah sepakat menjadikan hadits sebagai salah satu dasar hukum Syari’at
Islam yang wajib diikuti dan diamalkan; karena sesuai dengan yang dikehendaki
oleh Allah. Penerimaan mereka terhadap Al-Qur’an, karena keduanya sama-sama
dijadikan sebagi sumber hukum Syari’at Islam.
4.
Sesuai dengan Petunjuk Akal
Muhammad
SAW, sebagai Nabi Rosul telah diakui dan dibenarkan oleh seluruh umat islam. Di
dalam mengemban misinya itu, kadang-kadang beliau hanya sekedar menyampaikan
apa yang diterima dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan kadang kala
atas inisiatif sendiri dengan bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga tidak
jarang beliau membawakan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu masalah yang
tidak ditunjuk oleh wahyu dan juda tidak dibimbing oleh ilham. Hasil ijtihad
beliau ini tetap berlaku sampai ada dalil yang menghapusnya.
3.
Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an
1.
Bayan At-Taqrir
Bayan At-Taqrir disebut juga bayan At-Ta’kid dan bayan
At-Itsbat. Yang dimaksud dengan bayan ini ialah memperkuat dan mengokohkan apa
yang telah diterangkan didalam Al-Qur’an. Fungsinya hanya memperkokoh isi
kandungan Al-Qur’an.
2.
Bayan Al-Tafsir
Yang dimaksud dngan bayan at-tafsir yaitu kehadiran
hadis berfungsi untuk memberikan penjelasan, rician dan tafsiran terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat global (mujmal), memberikan persyaratan
/ batasan (taqyid) ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat mutlak, dan mengkhususkan
(takhsish) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat umum. Contoh
ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal seperti perintah mengerjakan shalat, puasa,
zakat dan sebagainya.
3.
Bayan At-Tasyri’
Bayan at-tasyri’ adalah memunculkan suatu hukum atau
ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam Al-Qur’an atau dalam Al-Qur’an hanya
terdapat poko-pokoknya (ashl) saja. Hadits-hadits Rasul SAW, yang masuk dalam bayan
at-tasyri’ ini, diantaranya hadits tentang haramnya mengumoulkan dua wanita
bersaudara (antara istri dengan bibinya), dan hukun merazam pezina wanita yang
masih belum bersuami.
4. MEMAHAMI PEMBAGIAN HADITS DARI SEGI KWANTITAS
DAN KWALITASNYA
Secara konsepsial bahwa hadits dari satu segi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu kuantitas dan kualitas. Yang dimaksud segi
kuantitasnya adalah pengolongan hadits ditinjau dari banyaknya rowi yang
meriwayatkan hadits. Sedangkan hadits berdasarkan kualitasnya adalah penggolongan
hadits dilihat dari aspek diterima atau ditolaknya.
A.
Penggolongan
Hadits Berdasarkan Banyaknya Rowi
Para sahabat dalam menerima hadits dari Nabi Muhammad
SAW. Terkadang berhadapan langsung dengan sahabat yang jumlahnya sangat banyak,
kadang hanya beberapa sahabat, bahkan bisa terjadi hanya satu atau dua orang
sahabat saja. Tentu informasi yang dibawa oleh banyak rowi lebih menyakinkan
apabila dibanding dengan informasi yang dibawa oleh satu atau dua orang rowi
saja. Dari sinilah, para ahli hadits membagi hadits menurut jumlah rowinya.[7]
1.
Hadits Mutawatir
Kata mutawatir dilihat dari segi bahasa artinya yang
datang berturut-turut dan tidak ada jarak. Secara istilah Mutawatir artinya
suatu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dengan jumlah tertentu
yang menurut kebiasaan mustahil bersepakat untuk berdusta.
Hadits Mutawatir dibagi menjadi dua macam : Mutawatir
al-lafzi dan Mutawatir bi al-ma’na.Mutawatir al-lafzi yaitu hadits mutawatir
yang diriwayatkan oleh rowi yang banyak dan mencapai syarat-syarat
mutawatirdengan redaksi dan makna hadits yang samaantara riwayat satu dan
riwayat yang lain. Sedangkan mutawatir bi al-ma’na yaitu hadits yang mempunyai
tingkat derajat mutawatir namun susunan redaksinya berbeda antara yang
diriwayatkan satu rowi dengan rowi yang lain, namun isi kandungan maknanya
sama.
2.
Hadits Ahad
Yang dimaksud hadits ahad yaitu hadits yang
diriwayatkan oleh satu, dua, tiga orang atau lebih namun tidak mencapai tingkat
mutawatir. Artinya, pada tiap-tiap tabaqah (tingkatan),jumlah rowi hadits ahad
bisa hanya terdiri dari satu rowi, dua, atau tiga rowi saja dan tidak mencapai
derajat mutawatir.
Hadits ahad
dibagi menjadi tiga yaitu :
a.
Hadits Masyhur
Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan dari
Nabi SAW, oleh beberapa orang sahabat namun tidak mencapai tingkat mutawatir.
Dari segi tingkatannya, hadits masyhur adalah termasuk paling tinggi, sebab
rowi hadits masyhur ini yang paling dekat untuk mencapai derajat mutawatir.
b.
Hadits Aziz
Hadits Aziz adalah hadits yang pada salah satu atau
setiap tabaqoh (tingkatan) rowinya hanya dijumpai dua rowi saja.
Suatu hadits dikategorikan sebagai
hadits aziz yaitu :
1. Di tiap-tiap tabaqah
(tingkatan) hanya terdapat dua rowi saja.
2. Di salah satu tabaqah
hanya terdapat dua rowi, meskipun tabaqah yang lainnya lebih dari tiga rowi.
c.
Hadits Garib
Dari segi bahasa gorib artinya menyendiri,
asing, atau terpisah. Sedangkan secara istilah hadits garib adalah hadits yang
diriwayatkan oleh hanya seorang rowi saja, baik dalam seluruh tingkatan sanad
atau pada salah satu tingkatan sanadnya. Hadits garib bisa disebut hadits
fardun yang artinya sendirian.
Berdasarkan pengklasifisian hadits
garib dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hadits Garib Mutlak (fardun)
Hadits garib
mutlak yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu rowi secara sendirian.
2. Hadits Garib Nisbi
Hadits garib
nisbi yaitu rowi hadits tersebut sendirian dalam hal sifat ataupun keadaan
tertentu.
B.
Klasifikasi Hadits Berdasarkan Diterima
Dan Ditolaknya (Kualitas)
1.
Hadits sahih
Hadits sahih
yaitu hadits yang sanadnya bersambung (tidak putus) dan para rowi yang
meriwayatkan hadits tersebut adalah adil dan dabit, serta dalam matan hadits
tersebut tidak ada kejanggalan (syaz) dan cacat (‘illah). Hukum memakai hadits
sahih adalah wajib.
Hadits sahih
adalah hadits yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :[8]
a. Haditsnya
musnad, maksudnya hadits tersebut disandarkan kepada Nabi SAW dengan disertai
sanad.
b. Sanadnya bersambung,
artinya antara rowi dari sanad hadits tersebut pernah bertemu langsung dengan
gurunya.
c. Seluruh rowinya
adil dan dabit, maksudnya rowi yang adil yaitu rowi yang bertaqwa dan menjaga
kehormatan dirinya, serta dapat menjauhi perbuatan buruk dan dosa besar
sepertisyirik, fasik dan bid’ah. Adapun yang dimaksud dengan dabit yaitu
kemampuan seorang rowi dalam menghafal hadits.
d. Tidak ada syaz,
artinya hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits dari rowi yang lainyang
lebih kuat darinya.
e. Tidak ada
‘illah, artinya dalam hadits tersebut tidak ditemukan cacat yang merusak
keshahihan hadits.
Hadits sahih diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu :
a. Sahih li Zatih
Yaitu hadits
yang memenuhi syarat-syarat hadits sahih, seperti rowi harus adil, rowi kuat
ingatannya (dabit), sanadnya tidak putus, matannya tidak mempunyai cacat, dan
tidak ada kejanggalan.
b. Sahih li Gairih
Yaitu hadits
yang berkualitas sahih, namun salah satu rowinya tidak dabit (lemah hafalan).
2.
Hadits Hasan
Kata hasan berasal dari kata
al-husnu yang berarti al-jamalu, yang artinya kecantikan dan keindahan.
Definisi Hadits hasan yang dikemukakan oleh kebanyakan ulama hadits yaitu
hadits yang dinukil oleh seorang yang adil tetapi tidak begitu kuat
ingatannya,bersambung sanadnya, dan tidak terdapat cacat serta kejanggalan pada
matannya. Hadits hasan ini hampir sama dengan hadits sahih. Hukum memakai
hadits hasan jusga sama dengan hadits sahih, walaupun dari sisi kekuatannya
hadits hasan berada dibawah level hadits sahih.
3.
Hadits Daif
Hadits daif yaitu hadits yang tidak
memenuhi syarat diterimanya suatu hadits dikarenakan hilangnya salah satu dari
beberapa syarat yang ada. Mayoritas ulama membolehkan mengambil hadits daif sebagai
hujjah, bila terbatas pada masalah fada’il al-a’mal.
Menurut hasil tela’ah kami,pada
semester II kelas X MA, dalam penjelasan materinya sudah baik akan tetapi
terdapat kurangnya penjelasan dalam bab VI memahami pembagian hadits dari segi
kwantitas dan kwalitasnya.
BAB IV
BAGIAN AKHIR
A. Kesimpulan
1. Tela’ah Penjelasan materi Al-Qur’an
Hadits adalah penyelidikan mengenai beberapa materi tentang kesulitan-kesulitan
yang mungkin ada pada materi yang dikaji, dengan menjelaskan tentang bahan yang
disampaikan yaitu tingkah laku manusia dalam mensyukuri nikmat allah pada
lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat menengah
atas dan menjadikan mata pelajaran agama islam sebagai mata pelajaran.
2. Pada penjelasan materi Al-Qur’an Hadits
MA sudah baik, namun ada beberapa sub bab yang penjelasannya perlu ditambah
lagi supaya siswa lebih jelas memahami materi ajar.
3. Materi Al-Qur'an Hadits perlu diajarkan
pada tingkat MI,MTS maupun MA,karena demikian siswa akan mengerti tentang
pentingnya Al-Qur’an Hadits bagi kehidupannya.
4. Esensi pelajaran Al-Qur’an Hadits
berpengaruh di berbagai aspek penting bagi siswa.
B. Hasil
Telaah Penjelasan
1. Guru juga sangat berperan aktif
dalam mewujudkan pendidikan yang berkuwalitas. Oleh karena itu, guru juga harus
menguasai bahan ajar yang akan disampaikan dan penggunaan metode yang tepat
dalam proses pembelajaran.
2. Diharapkan bagi peserta didik dapat
menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa,berilmu, kreatif serta berakhlakul
karimah yang baik sesuai tuntunan agama islam.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah dengan segala puji syukur penulis
panjatkan kehadiran Illahi Rabbi karena berkat rahmat,taufiq dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tela’ah Penjelasan Materi Al-Qur’an
Hadist MA.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan
segala kemampuan, namun penulis yakin hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran selalu penulis harapkan khususnya kepada para
pembaca.
Akhirnya penulis ber’doa semoga tela’ah penjelasan
materi Al-Qur’an Hadits MA ini dapat membawa manfaat dan semoga Allah SWT
selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang
diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang tersesat.Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI, Qur’an
Hadits, Madrasah Aliyah Kelas I, 2008.
Irham Khumaidi,Ilmu Hadits untuk pemula,
CV.Artha Rivera, 2008.
Muh Asnawi, M.Ag, dkk. Buku Pelajaran Al-Qur’an
Hadits Untuk Madrasah Aliyah KelasX.Kanwil Depag Propinsi
Jateng: CV Gani dan Son.
[1]Dirjen
Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI, Qur’an Hadits, Madrasah Aliyah Kelas I,
2008.hal 5
[2]Ibid. Hal 7
[3]Muh Asnawi,
M.Ag, dkk. Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadits Untuk Madrasah Aliyah KelasX.Kanwil
Depag Propinsi Jateng: CV Gani dan Son, hal 3
[4]Dirjen
Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI, Qur’an Hadits, Madrasah Aliyah Kelas I, 2008.
[5]Ibid hal 15
[6]Muh Asnawi,
M.Ag, dkk. Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadits Untuk Madrasah Aliyah KelasX.Kanwil
Depag Propinsi Jateng: CV Gani dan Son,
[7]Irham
Khumaidi,Ilmu Hadits untuk pemula, CV.Artha Rivera, 2008.
[8]Muh Asnawi, M.Ag, dkk. Buku
Pelajaran Al-Qur’an Hadits Untuk Madrasah Aliyah KelasX.Kanwil Depag Propinsi
Jateng: CV Gani dan Son, hal
0 Response to "Makalah Al-Qur'an dan Hadits"
Post a Comment